BANYAK ORANG MENANYAKAN:

BAGAIMANA HUKUMNYA BELAJAR AGAMA TANPA MURSYID / BERGURU (Dengan hanya Melalui Benda-benda Mati: Buku-buku, Artikel, Blog, dsb)…????
SEDANGKAN:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya…. (AL ISRAA’ 17 : 36)..
“Barang siapa tiada bermursyid (guru pembimbing) maka mursyidnya adalah setan.” (Ihya Ulumuddin)
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
JAWAB:
Boleh Belajar dari Buku, tapi hanya sebagai referensi / sepintas membaca saja tanpa di amal kan terlebih dahulu. Final nya nanti apabila sudah kita hadap kan dengan Ulama yg Haq Ilmu (yg SANAD & NASAB ilmu nya sampai kpd Rasulullah). Beliau lah (si Ulama tsb) nanti nya yang melurus kan manakala ada terdapat kekeliruan.
MANFAAT BERGURU adalah agar terhindar dari perkara-perkara yang SESAT & untuk mnghindari FITNAH.
Adapun fungsi…..
SANAD, yaitu mencegah manusia untuk berbicara semau nya / seenak Gue, atau bicara hanya berdasar kan dari kerangka otak nya doang.
DENGAN SANAD, maka Hal-hal yang d ajar kn Rasulullah, terjaga keaslian isi ilmu y, tanpa ada d kurangi atau di tambah-tambah (DI MODIFIKASI MANUSIA).
( “laula isnada ma qola sa’a ma sa’a” = jika tanpa isnad memang orang bisa berkata apa saja yg dikehendakinya. )
Belum ada dalam sejarah seorang ulama besar lahir dari belajar kepada buku saja. Ilmu adalah keahlian dan setiap keahlian membutuhkan ahlinya, maka untuk mempelajarinya membutuhkan muallimnya yang ahli.
Syaikh Bakr Abdullah Abu Zaid berkata, “Ini hampir menjadi titik kesepakatan di antara para ulama kecuali yang menyimpang.”
Ada ungkapan, “Barangsiapa masuk ke dalam ilmu sendirian maka dia keluar sendirian.” Syaikh Bakr berkata, “Maksudnya barangsiapa masuk ke dalam ilmu tanpa syaikh maka dia keluar darinya tanpa ilmu.”
Syaikh Bakr menukil ucapan ash-Shafadi, “Jangan mengambil ilmu dari shahafi dan jangan pula dari mushafi, lalu Syaikh Bakr berkata, “Yakni jangan membaca al-Qur`an kepada orang yang membaca dari mushaf dan jangan membaca hadits dan lainnya dari orang yang mengambilnya dari buku.”
Sebagian ulama berkata,
مَنْ لَمْ يُشَافِهْ عَالِمًا بِأُصُوْلِهِ
فَيَقِيْنُهُ فِي المُشْكِلاَتِ ظُنُوْنُ
Barangsiapa tidak mengambil dasar ilmu dari ulama
Maka keyakinannya dalam perkara sulit adalah dugaan
Abu Hayyan berkata,
يَظُنَّ الغَمْرُ أَنَّ الكُتُبَ تَهْدِي
أَخَا فَهْمٍ لإِدْرَاكِ العُلُوْمِ
Anak muda mengira bahwa buku membimbing
Orang yang memahami untuk mendapatkan ilmu
وَمَا يَدْرِي الجَهُوْلُ بِأَنَّ فِيْهَا
غَوَامِضَ حَيَّرَتْ عَقْلَ الفَهِيْمِ
Orang bodoh tidak mengetahui bahwa di dalamnya
Terdapat kesulitan yang membingungkan akal orang
إِذَا رُمْتَ العُلُوْمَ بِغَيْرِ شَيْخٍ
ضَلَلْتَ عَنِ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيمْ
Jika kamu menginginkan ilmu tanpa syaikh
Niscaya kamu tersesat dari jalan yang lurus
وَتَلْتَبِسُ الأُمُوْرُ عَلَيْكَ حَتَّى
تَصِيْرَ أَضَلَّ مِنْ تُوْمَا الحَكِيْمِ
Perkara-perkara menjadi rancu atasmu sehingga
Kamu kebih tersesat daripada Tuma al-Hakim
Moga Bermanfaat…..

Post A Comment:

0 comments: